I.DEFINISI
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi pada wanita yang berfungsi menghasilkan ovum ( sel telur ). Tempat pematangan sel telur juga terjadi di bagian ovarium. Ovarium mensekresikan hormon – hormon penting seperti estrogen dan progesteron yang berperan dalam pengaturan siklus menstruasi.
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000)
Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista adalah indung telur. Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan. Pada kebanyakan kasus justru tak memerlukan operasi. (http:// suara merdeka.com)
II. ETIOLOGI
Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya;
1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Zat tambahan pada makanan
3. Kurang olah raga
4. Merokok dan konsumsi alcohol
5. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
6. Sering stress
Diantaranya;
1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Zat tambahan pada makanan
3. Kurang olah raga
4. Merokok dan konsumsi alcohol
5. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
6. Sering stress
2. Faktor genetic.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
III. JENIS KISTA
Jenis kista indung telur meliputi:
1. Kista Fungsional.
Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seprti terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bulan.
Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seprti terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bulan.
2. Kista Dermoid.
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah.
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah.
3. Kista Cokelat. (Edometrioma)
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse.
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse.
4. Kistadenoma.
Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista jenis ini juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti VU sehingga dapat menyebabkan inkontinensia. Jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama pada usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.
Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista jenis ini juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti VU sehingga dapat menyebabkan inkontinensia. Jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama pada usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.
IV. TIPE KISTA OVARIUM
a. Kista folikel
Kista folikel timbul akibat dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista folikel berbentuk kecil sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali jika pecah atau terpelintir, dapat menimbulkan gejala terasa kaku dan sakit hebat di daerah perut bagian bawah seperti serangan appendicitis (radang usus buntu) .
Kista folikel timbul akibat dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista folikel berbentuk kecil sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali jika pecah atau terpelintir, dapat menimbulkan gejala terasa kaku dan sakit hebat di daerah perut bagian bawah seperti serangan appendicitis (radang usus buntu) .
b. Kista lutein
Beberapa kista lutein sering terjadi saat kehamilan. Ada beberapa tipe kista lutein, diantaranya adalah:
a. Kista granulosa lutein
Kista granulosa lutein terjadi dalam korpus luteum indung telur yang fungsional. Kista ini bisa membesar, akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Kista ini timbul pada permulaan kehamilan dan diameternya bisa mencapai 5-6 cm yang menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Apabila pecah, terjadi pendarahan pada satu sisi rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini akan membuat menstruasi terlambat yang diikuti dengan perdarahan yang tidak teratur.
b. Kista theca lutein
Kista theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya kista theca lutein berkaitan dengan tumor indung telur dan terapi hormon.
Beberapa kista lutein sering terjadi saat kehamilan. Ada beberapa tipe kista lutein, diantaranya adalah:
a. Kista granulosa lutein
Kista granulosa lutein terjadi dalam korpus luteum indung telur yang fungsional. Kista ini bisa membesar, akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Kista ini timbul pada permulaan kehamilan dan diameternya bisa mencapai 5-6 cm yang menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Apabila pecah, terjadi pendarahan pada satu sisi rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini akan membuat menstruasi terlambat yang diikuti dengan perdarahan yang tidak teratur.
b. Kista theca lutein
Kista theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya kista theca lutein berkaitan dengan tumor indung telur dan terapi hormon.
c. Kista polisistik indung telur
Kista ini menyebabkan menurunnya siklus menstruasi dan terjadi ketidaksuburan (infertilitas, yaitu ketidakmampuan memiliki anak setelah hubungan seksual dengan teratur walaupun tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu paling tidak selama satu tahun). Penyakit polisistik indung telur juga merupakan penyebab utama dari abnormalitas endokrin.
Pemeriksaan kista indung telur dilakukan berdasarkan gejala dan tanda-tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium dapat membantu diagnosis dari beberapa tipe kista. Untuk mengkonfirmasi tipe kista indung telur, dokter akan melihat indung telur melalui ultrasound, laparoskopi atau melaui operasi.
Kista ini menyebabkan menurunnya siklus menstruasi dan terjadi ketidaksuburan (infertilitas, yaitu ketidakmampuan memiliki anak setelah hubungan seksual dengan teratur walaupun tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu paling tidak selama satu tahun). Penyakit polisistik indung telur juga merupakan penyebab utama dari abnormalitas endokrin.
Pemeriksaan kista indung telur dilakukan berdasarkan gejala dan tanda-tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium dapat membantu diagnosis dari beberapa tipe kista. Untuk mengkonfirmasi tipe kista indung telur, dokter akan melihat indung telur melalui ultrasound, laparoskopi atau melaui operasi.
IV. TANDA DAN GEJALA
1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak
2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
· Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
· Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut;
Pada stadium lanjut;
· Asites
· Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
· Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
· Gangguan buang air besar dan kecil.
· Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
V. PEMERIKSAAN DIAKNOSTIK
Deteksi dini
Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar. Biasanya kanker ovarium ini di deteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya sudah membesar maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutanya akan dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy) untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan laparskopi, melalui lubang kecil di perut. Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan tumor marker dengan pemeriksaan darah.
Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar. Biasanya kanker ovarium ini di deteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya sudah membesar maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutanya akan dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy) untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan laparskopi, melalui lubang kecil di perut. Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan tumor marker dengan pemeriksaan darah.
VI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Di dalam praktek, jika diperlukan dokter kandungan akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan sekret (yang meliputi: Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang, bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel, dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb (Hemoglobin).
VII. PENATALAKSAAN
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
3. Terapi Herbal
Berikut ini beberapa contoh resep/ramuan tumbuhan obat untuk mengatasi kista ovarium menurut Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma:
Berikut ini beberapa contoh resep/ramuan tumbuhan obat untuk mengatasi kista ovarium menurut Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma:
a. 60 gram temu putih segar + 15 gram sambiloto kering atau 30 gram yang segar, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum dua kali sehari, setiap kali minum 150 cc.
b. 30 gram daun dewa segar + 50 gram temu mangga + 5 gram daging buah mahkota dewa kering, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
c. 60 gram benalu yang hidup di pohon teh + 30 gram rumput mutiara atau rumput lidah ular kembang putih, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
Catatan: rumput lidah ular kembang putih kering dapat dibeli di toko obat tionghoa dengan nama bai hua she she cao. Untuk perebusan gunakanlah periuk tanah, panci enamel, atau panci kaca. Pilihlah salah satu resep di atas, minumlah secara teratur, dan tetap berkonsultasi ke dokter untuk memantau/ mengevaluasi hasil terapi.
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
- Identitas
- Pemeriksaan fisik
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat ginekologic
- Riwayat kesehatan saat ini
2. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan, nyeri berkurang sampai hilang sama sekali
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah)
b. Atur posisi senyaman mungkin.
(R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri)
c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
(R/menghilangkan rasa nyeri)
d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
(Merelaksasi otot – otot tubuh).
2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman (cemas) berkurang.
a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya )
b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya.
(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan dirinya )
c. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.
(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan klien.
3. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg kurang adequat.
Tujuan : Selama dalam perawatan, infeksi luka operasi tidak terjadi
a. Pantau dan observasi terus tentang keadaan luka operasinya.
(R/ Deteksi dini tentang terjadinya infeksi yang lebih berat )
b. Lakukan perawatan luka operasi secara aseptik dan antiseptik.
(R. menekan sekecil mungkin sumber penularan eksterna )
c. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika.
(Membunuh mikro organisme secara rasional )
0 komentar:
Posting Komentar